Cerita Seks Desahan Tante Membuat Saya Tidak Tahan Muncrat - CERITA DEWASA

Post Top Ad

Thursday, November 15, 2018

Cerita Seks Desahan Tante Membuat Saya Tidak Tahan Muncrat

Cerita Seks Desahan Tante Membuat Saya Tidak Tahan Muncrat 

Cerita Sex ini Berjudul ” Cerita Seks Desahan Tante Membuat Saya Tidak Tahan Muncrat ”
Cerita Sexs – ini bermula pada tahun 2016 serta peristiwa itu berlangsung di dalam rumah istri om-ku. Om-ku itu kerja pada bagian marketing, jadi terkadang dapat tinggalkan rumah sampai 1 minggu lamanya, serta untuk memenuhi keperluan hidup mereka berdua bersama dengan tiga anaknya yang masih tetap kecil, membangun satu warung di muka rumah.
Cerita Seks Desahan Tante Membuat Saya Tidak Tahan Muncrat



Cerita Seks Desahan Tante Membuat Saya Tidak Tahan Muncrat 

Tanteku itu orangnya cukup menarik dengan postur badan setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berusia kurang lebih 29 tahun. Sebetulnya dahulu saya senang sekali lihat badan mulus tanteku, dengan tidak menyengaja saat ia tengah mandi sebab memang dalam tempat kami kamar mandi saat itu atasnya tidak tertutup genteng serta tiada berpintu, jadi jika ada yang mandi disana cukup dengan menyertakan handuk di tembok yang jadikan sinyal jika kamar mandi tengah digunakan.
Tidaklah sampai disana saja, terkadang tanteku ini senang menggunakan pakaian tidur yang mode terusan tipis tiada menggunakan BH serta itu seringkali sekali kulihat saat pada pagi hari. Ditambah lagi saya seringkali sekali bangun pagi telah diyakinkan tanteku tengah menyapu halaman depan serta itu automatis saat ia menunduk memperlihatkan buah dadanya yang cukup besar serta montok. Perihal ini dikerjakan sebelum ia mempersiapkan kepentingan sekolah anaknya, jika om-ku umumnya tidak ada di dalam rumah sebab seringkali bekerja di luar kota saat empat hari.
Sempat saya melamunkan bagaimana rasa-rasanya bila saya lakukan persetubuhan dengan tanteku itu, akan tetapi pada akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sekalian ber-onani. Rupanya anga-anganku itu bisa terkabul saat saya tengah menumpang tonton TV di dalam rumah tanteku pada siang hari di mana ke-3 anaknya tengah sekolah serta om-ku tengah bekerja keluar kota saat pagi harinya.
Peristiwa itu berlangsung saat saya tengah melihat TV sendirian yang berdekatan dengan warung tanteku. Saat itu saya ingin ambil rokok, saya langsung ke arah ke samping. Rupanya tanteku tengah menulis suatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan kelak.
“Tante, Diko ingin mengambil rokok, kelak Diko bayar terakhir ya!” sapaku pada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tiada melihat ke arahku yang pas di belakangnya sekalian melanjutkan menulis dengan tempat membungkuk. Sebab toples rokok ketengan yang akan kuambil berada di samping tanteku tiada menyengaja saya menyentuh buah dadanya yang kebetulan tiada menggunakan BH. “Aduh! berhati-hati dong jika ingin ambil rokok.
Terkena tanganmu, dada tante kan jadi ngilu!” sengit tanteku sekalian mengurut-urut kecil di dadanya yang samping samping kirinya. Akan tetapi sebab tidak menggunakan BH, terlihat dengan jelas pentil susu tanteku yang cukup besar itu. “Maaf Tan, saya tidak menyengaja. Berikut saja deh Tan, Diko ambilin minyak agar dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku pada tanteku. “Ya telah, sana diambil cepat!” ringis tanteku sekalian masih tetap mengurut dadanya.
Dengan selekasnya kuambilkan minyak urut yang berada di dalam, akan tetapi saat saya masuk kembali di warung dengan perlahan-lahan, saya lihat tante tengah mengurut dadanya tetapi melepas pakaian terusannya yang sisi atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” menyengaja saya berkata cukup keras sekalian berpura-pura tidak lihat apakah yang tanteku kerjakan.
Dengar suaraku, tanteku cukup terperanjat serta selekasnya membereskan sisi atas pakaiannya yang masih tetap menggelantung dibagian pinggangnya. Terlihat grogi tanteku terima minyak urut itu tetapi tidak menyuruhku untuk segera keluar. Tiada buang peluang saya langsung tawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, akan tetapi tanteku cukup takut. Pelan-pelan dengan dikit memaksa saya sukses membujuknya serta pada akhirnya saya bisa ijinnya untuk mengurut akan tetapi dikerjakan dari belakang.
Dikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang akan tetapi dengan perlahan-lahan juga kumemainkan jariku dari belakang ke arah ke depan. Sudah sempat kaget ikut saat tanteku tahu tindakan nakalku. “Diko! kamu janganlah nakal ya!” sengit tanteku akan tetapi tidak menghalau tanganku dari badannya yang beberapa tertutupi pakaian. Merasakan peluang itu saya tidak menyia-nyiakan serta dengan aktif saya mulai memakai ke-2 tanganku untuk mengurut-urut dengan perlahan-lahan ke-2 bukit kembar yang masih tetap tertutupi dari depan oleh selembar pakaian itu.
“Ohh.. oohh..” sengit tanteku saat tanganku telah mulai menggenggam susunya dari belakang sekalian memilin-milin ujung susunya. “Jangan.. Diko.. jang..” tante masih tetap mendesah akan tetapi tidak kuacuhkan justru dengan sigap kubalikkan badan tanteku sampai bertemu langsung dengan diriku. Lalu dengan bebas kumulai menciumi susu yang di samping kiri sekalian masih tetap mengurut-urut susu di sampingnya. Lalu saya mulai mencucupi ke-2 puting susunya dengan bergantian serta tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya ke-2 susunya.
Tidaklah sampai disana, rupanya tangan tanteku mulai menelusuri ke bawah perutku berupaya untuk menggenggam kemaluanku yang telah dari barusan mengencang. Saat ia memperolehnya dengan perlahan-lahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan-lahan serta tidak diduga tanteku ambil sikap jongkok akan tetapi sekalian menggenggam kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk didapati, batang kemaluanku panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya dikit terperanjat dengan ukuran kemaluanku ditambah lagi dikit bengkok, akan tetapi dengan sigap tetapi perlahan-lahan tanteku mulai mengulum kemaluanku dengan perlahan-lahan serta makin lama makin cepat.
“Ah.. ah.. ah.. yak.. demikian.. selalu.. selalu..” erangku sekalian memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Lalu sebab saya tidak tahan, badan tante kuangkat supaya duduk di tepi meja di mana barusan ia menulis, serta dengan dikit pergerakan paha tanteku kupaksa supaya meregang. Rupanya tanteku masih tetap kenakan CD serta dengan perlahan-lahan kubuka CD-nya ke samping serta terlihatlah gundukan kemaluannya yang telah basah.
Dengan perlahan-lahan kuciumi kemaluan tanteku serta kumain-mainkan klirotisnya. “Ah.. ahh.. Diko, Tante ingin keluuaarr..” Sesaat lalu rupanya tanteku akan alami orgasme, ia langsung memegangi kepalaku supaya masih di belahan kemaluannya dan keluarkan cairan surganya di mulutku, “Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terserang cairan surga tanteku.
Lalu tanteku cukup lemas akan tetapi masih tetap kujilati kemaluannya yang pada akhirnya menghidupkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat badan tante ke bawah warung, serta dengan dikit cukup keras saya bisa mengubah tempatnya menelentang di depanku, kubukakan makin lebar ke-2 kakinya serta mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya. Cukup sulit memang sebab memang saya cukup kurang memiliki pengalaman di bagian ini akan tetapi rupanya tanteku bisa memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku pas di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sekalian memegang kemaluanku.
Saat baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai cukup meringis tapi saya tidak kuat kembali dengan cukup dikit paksa pada akhirnya kemaluanku bisa masuk semuanya. “Diko.. akh..” jerit kecil tanteku saat kumasukkan semua batang kemaluanku di lubang kemaluannya yang cukup basah akan tetapi cukup sempit itu sekalian merapatkan ke-2 kakinya ke pinggangku. Perlahan-lahan saya lakukan pergerakan maju mundur sekalian meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit lalu gerakanku lama-lama main cepat. Rupanya saya hampir sampai puncak. “Tan.. saya.. saya mauu.. keluar..” bisikku sekalian percepat gerakanku. “Dikeluarkan di saja, Dik!” balas tanteku sekalian menggeleng-gelengkan kecil kepalanya serta menggoyangkan pantatnya dengan teratur. “Tan.. saya.. keluarr..” pekikku sekalian menancapkan kemaluanku dengan mendalam sekalian masih tetap memegangi susunya.
Rupanya tanteku ikut alami hal sama denganku, ia memajukan pantatnya supaya kemaluanku bisa masuk semuanya sekalian menyemburkan air surganya untuk ke-3 kalinya. “Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali saya memuntahkan air surga ke lubang kemaluan tanteku serta itu ikut digabung dengan air surga tanteku yang hampir bersamaan keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku melengkungkan badannya saat keluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.
Pada akhirnya kami tergeletak dibawah serta tanteku dengan perlahan-lahan bangun untuk berdiri sekalian coba lihat kemaluannya yang masih tetap dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami melakukan perbuatan ini pada Tante, tetapi Tante suka kok, Tante senang atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan-lahan. Saya cuma dapat terseyum, sekalian meningkatkan kembali celanaku tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku pada akhirnya berjalan keluar, akan tetapi sebelum itu ia masih tetap meluangkan dianya untuk menggenggam kemaluanku yang cukup besar ini.
Berikut pengalamanku yang pertama, serta semenjak itu kami terkadang mengambil waktu untuk mengulang hal itu, ditambah lagi bila saya atau tanteku ingin coba tempat baru serta tentu saat Om-ku serta anak-anak tanteku pergi sekolah. Saat ini hal tersebut tidak kulakukan kembali sebab tanteku saat ini turut Om-ku yang mendapatkan pekerjaan di daerah.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here